Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membuat lebih banyak program yang menyasar anak-anak muda untuk meminimalisir penyebaran paham radikalisme di tengah-tengah mereka.
Politisi Partai NasDem itu mengingatkan adanya potensi paham-paham radikal masuk dan mengincar anak muda lewat media sosial seiring dengan dekatnya gelaran Pemilu 2024.
Ancaman terorisme pada pemilu mendatang, menurut dia, perlu diwaspadai karena perkembangan teknologi membuat penyebaran paham radikal semakin mudah dan bisa disusupkan di berbagai agenda termasuk politik.
"Era saat ini sudah canggih, ancaman terorisme dan penyebaran paham radikal bisa masuk lewat mana-mana," ungkap Sahroni dalam keterangan tertulis, Rabu (2/8).
Sahroni menjelaskan aktivitas media sosial akan meningkat pada tahun politik sehingga akan dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan paham radikal. Hal itu perlu mendapat perhatian dari BNPT karena paham radikal bisa masuk melalui celah politik.
"Penting bagi BNPT untuk selalu aware dan catch up dengan perkembangan saat ini. Pelajari modus-modus terbarunya," imbuhnya.
Menurut Sahroni, BNPT dapat memaksimalkan penggunaan media sosial untuk kampanye anti-radikalisasi. Sebab, generasi saat ini sulit tertarik dengan cara-cara lama, mesti sejalan dengan perkembangan zaman yang sudah mengarah ke dunia digital.
"Saya yakin BNPT paham tantangan ini," ujarnya.
Sahroni mengapresiasi BNPT atas capaian kinerjanya di mana serangan terorisme di Indonesia mengalami penurunan sejak tahun 2018 hingga mencapai lebih dari 89%.
Namun Bendahara Umum DPP Partai NasDem itu tetap meminta BNPT selalu mengedepankan langkah-langkah inovatif serta kolaboratif dalam menghadapi ancaman terorisme.
"Apalagi, serangan teroris itu bentuknya banyak, bisa serangan langsung hingga doktrin. Jadi BNPT harus terus menciptakan program-program inovatif serta kolaboratif guna redam segala ancaman tersebut," pungkas Sahroni.
Comments