Ketua Koordinasi Bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis DPP Partai NasDem, Dr. Suyoto M.Si mengatakan bahwa segala aspek kehidupan individu sangat erat kaitannya dengan kebijakan publik.
Hal itu disampaikan Suyoto saat memberikan materi pendidikan politik dengan tema kebijakan publik dalam kegiatan launching Program 25/25 yang diselenggarakan di Maron Valley Pujon, Malang, Jawa Timur pada Minggu (25/6/2023).
Suatu urusan, menurut Kang Yoto sapaan akrab Suyoto, baru dapat disebut urusan publik apabila sudah dialami oleh banyak orang di mana itu terjadi atas kendali dari kebijakan pemerintah.
Mantan Bupati Bojonegoro itu mencontohkan kesulitan pupuk jika hanya dirasakan satu atau dua petani, tidak dapat dikatakan sebagai urusan publik. Namun bila sudah dialami oleh umumnya petani, termasuk stok yang langka dan harga yang mahal, itulah yang dinamakan dengan kebijakan publik.
"Kita tidak bisa hidup tanpa kebijakan publik," tegas Kang Yoto.
Di hadapan peserta Program 25/25 yang seluruhnya adalah anak-anak muda kader NasDem, Suyoto menyampaikan pentingnya kebijakan publik diketahui dan dipelajari karena segala yang berkaitan dengan urusan publik bermuara pada kebijakan publik.
Calon anggota legislatif Partai NasDem tersebut mengingatkan bahwa Allah pun menyuruh manusia untuk menaruh kepedulian terhadap urusan publik. Dia pun mengutip surat Al-Anfal ayat 25, "Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya."
Jika satu orang zalim yang berbuat kezaliman, maka menurut dia, dampak kerusakannya tidak hanya merugikan dia tetapi juga akan dirasakan banyak orang.
"Kalau tidak mau peduli dengan kebijakan publik, maka jangan protes bila ada yang salah. Allah tidak mennyuruh begitu, Allah justru menyuruh kita peduli pada kehidupan dan kebijakan publik," ungkap Suyoto.
Suyoto menambahkan bahwa politik memiliki dua sisi mata uang, yaitu kekuasaan dan kebijakan publik. Menurut dia, jika orang yang memegang kekuasaan di pemerintah tidak mengerti paham kebijakan publik, makan akan terjadi kerusakan. Sebagai contoh, dua negara yang bertetangga, Korea Utara dan Korea Selatan, begitu berbeda karena dilatarbelakangi oleh perbedaan pemegang kekuasaan di dalam menentukan kebijakan publik.
Bagi Kang Yoto, sebuah kebijakan publik dikatakan baik apabila memenuhi empat faktor. Diputuskan dengan tepat, dijalankan dengan cepat, membuat rakyat semakin produktif dan menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakat.
Suyoto mengapresiasi kehadiran Program 25/25 yang diprakarsai oleh Lathifa Al Anshori, Ketua DPP Partai NasDem Bidang Pemilih Pemula dan Milenial. Menurut dia, apabila anak-anak muda memiliki pengetahuan yang baik tentang kebijakan publik, mereka akan dapat mengkritisi pemerintahan secara cerdas.
"Program 25/25 bukan hanya punya dimensi kekuasaan tetapi juga bagaimana mencetak warga negara yang cerdas dan kritis," imbuhnya.
Perlu diketahui Kebijakan Publik merupakan salah satu materi pendidikan politik yang akan diterima oleh setiap kader muda NasDem yang mengikuti Program 25/25. Program ini ditujukan untuk para anggota muda NasDem yang ingin mendapatkan pengalaman menjalankan program kaderisasi yang komprehensif dari DPP Partai NasDem.
Comentários